Kamis, 20 Maret 2014

Hei~

Hei, bayang itu sekelebat singgah. Entah dari selatan, timur atau barat daya. Aku juga tak menyadarinya. Hanya memberat di pikiran.

Hei, aku ini lelah. Lelah terus menerus dihantui sebuah bayang yang sudah sudah. Aku bukan sosok dengan ingatan kuat tapi juga lengah melupakan. Terkaparlah.

Hei, kapan singgahmu bisa lebih lama, jangan hanya sekilas pandang saja. Aku lambat menahannya. Aku tak sempat merekamnya.

Hei, otakku bukan taman dengan sepasang ayunan. Jangan berlarian. Jangan dipermainkan.

Hei, haruskah bayangmu ku kumpulkan berbuku buku. Membantuku mengigatmu. Bukan lagi mengejar bayang semu. Yang datang dan pergi tak perduli waktu.

Hei, kenapa bayangmu merumitkan ku..

Hei, ternyata aku rindu..


Aulia - 20 Maret 2014

Jumat, 14 Maret 2014

Kau yang disana~

Karena aku tak mungkin bisa menyampaikan semua dalam sumbang. Aku terlalu muna untuk tidak menyumbang suara. Tapi lewat kata demi kata ku rangkai tuk menggambarkan sejuta rasa..

Apa kabar kau yang disana? Baik kah? Atau sebaliknya? Semoga kau selalu dalam lindungan-Nya.

Untuk kau yang disana. Izinkan aku sesekali mengumbar rindu. Memandang elok parasmu lewat lembar demi lembar gambar yang ku ambil dengan diam. Tapi percayalah aku bukan penguntit, aku hanya diam diam mengabadikannya, bukan dalam kamera tapi lebih banyak dalam mata.

Untuk kau yang disana. Izinkan aku sesekali mengingatmu lewat coretan penaku, lewat tintaku, lewat cat minyak dan pensil warnaku. Di atas kertas, diatas kanvas. Tak elok memang, tapi aku senang.

Untuk kau yang disana. Bolehkah sedikit saja kau gambarkan ingatan akan diriku? Bolehkan sedikit saja kau mengabarkan keadaanmu? Bisakah sedikit kepastian kau kirimkan kepadaku? Jangan memaksaku untuk selalu mencari tau tanpa izinmu.

Untuk kau yang disana. Terimakasih untuk semua bahagia yang kau cipta. Aku merindukannya..


Aul, 14 Maret 2014