Minggu, 24 Agustus 2014

Bantu Aku Berbalik

kini matahari sudah membentuk sudut,
ia tak lagi sejajar dengan tegaknya tubuh kita..
teriknya sudah pulang keperaduan, menyisakan keringat yang mengering ditiup angin

aku merasa tubuhku mulai oleng, setelah seharian aku berdiri disini menunggunya kembali..
aku masih terpaku menatap punggungnya yang mulai menghilang,
bahkan sudah sangat lama dihitung dari hilangnya ia dari tatapan..

tapi aku masih disini
mengharap yang telah pergi untuk kembali..
aku masih disini, tertunduk membisu
terkadang terisak dan menghapusnya dengan cepat

aku masih setengah sadar, saat dikejutkan sebuah bayang..
ah ada yang lain selain aku, mungkinkah ia juga seorang penunggu?
kapan dan darimana ia datang sampai-sampai aku tak tahu?

oh mungkin ada yang lain yang malang dimakan harapan.
oh mungkin aku tidak sendirian.
bodoh, kenapa aku malah senang? bukannya kita sama sama menderita?
ahh iya, sama, itulah yang menghapus luka..


aku bukan penunggu yang pergi untuk kembali.. aku bukan yang malang yang dimakan harapan. aku penopang dikala kau terkapar. tapi sepertinya kau begitu tangguh, menunggunya tanpa kenal tumbang. ah untuk satu hal kita sama, sama-sama bertahan menunggu hal yang mungkin tapi sulit terjadi. aku menunggumu dan kamu menunggunya..lalu aku bertanya kapan kita mengakhirinya?

ahh ternyata aku menyuarakan semua pertanyaan-pertanyaan itu.. sedekat inikah sampai sampai kau mendengarnya.. tidak, kau bahkan sudah menjawabnya! ah kini aku makin dirundung pilu siapa kamu?

siapa aku? aku yang sedari tadi menatapmu mulai bayangku menjauhimu, sampai ia menghadapmu. aku bahkan sempat bersyukur saat kau menyadari keberadaan bayangku itu. setidaknya ada kemajuan walau hanya sebuah bayang. kelak kita akan sama-sama menyuarakan kelelahan. lelah yang sama, lelah menunggu. dan saat itu mungkin kau akan menatapku, aku yang mulai menyerah terhadapmu..

bantu aku, bantu aku berbalik dengan segera. sebelum aku kembali kehilangan.. lalu menyesal...

Minggu, 10 Agustus 2014

Bagaimana?

Bagaimana jika yang memenangkan hatimu bukan aku?
Bagaimana jika ternyata aku tak mampu?
Bagaimana jika nantinya kau pun juga akan menyerah?
Menyerahkan seluruhnya untuk sang pemenang..
Bagaimana jika segera saja kau pastikan?
Tak bisakah ada sedikit penegasan?
Sekedar iya atau tidak,
Sekedar berlari atau menanti,
Biarkan aku tahu!
Agar aku tidak hidup dalam bayang semu..


10 agustus 2014

Aku bermimpi indah..
Melihat senyummu yang terlampau manis
Saking manisnya insulin tubuhku harus terus dipacu
Kalau aku tak mau hiperglikemi menyerangku

Kepastian yang tak pasti

Sebuah tepuk tangan tidak akan mengeluarkan suara jika hanya dilakukan oleh satu telapak saja.
Tenaga kita akan dilahap angin yang kelaparan. Kau tahu? Sia sia bukan?
Begitulah dengan ku, mencintaimu hanya bisa kulakukan sendiri.
Menatapmu hanya bisa kulakukan sembunyi-sembunyi.
Kabarmu kudapatkan dari suara sana-sini.
Aku membuang waktu untuk menunggu kepastian yang tak pasti.


Oh bukan aku..

Sedikit bercerita, sekian lama mengenalmu ada banyak hal yang membuatku terpaku.
Aku menyukai caramu tersenyum kepadaku, begitu elok, manis, sampai aku takut jika kadar gula tubuhmu meninggi setiap waktu.
Senyumanmu, aku dibuainya, dibuatnya melambung dalam fana, ku kira kau sama, kita saling menyuka. Sampai sampai aku lupa, kau tersenyum seperti itu pada semua.
Oh bukan aku..
Aku hanya seseorang yang mengagumimu setiap waktu. Aku yang hanya sendiri menunggu tanpa mengadu.
Oh kini aku tahu, kau tak pernah menatapku..



http://soundcloud.com/auliaakd/oh-bukan-aku